Langsung ke konten utama

Pengalaman dan Suka Duka Menjadi Asisten Praktikum di Kampus

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_Sertifikat
Sertifikat Asisten 

Ada banyak sebutan di berbagai fakultas, Asisten Lab (Aslab)/ Asisten Dosen (Asdos) / Asisten Parktikum (Asprak) yang intinya bertugas untuk membantu dosen saat mengajar mata kuliah ber-praktikum. 

Pendaftaran asisten praktikum Desain dan Pemrograman Web di FILKOM UB dibuka setiap semester genap. Untuk mendaftar asisten banyak kriteria dan seleksi yang harus ditempuh. Diantaranya adalah mahasiswa aktif FILKOM UB, pernah menempuh mata kuliah yang dipilih dengan nilai minimal B. Tentu para asisten adalah orang-orang pilihan sesuai kriteria kampus.

Aku pertama kali mendaftar asisten saat masuk semester 6 tahun ajaran 2015/2016. Motivasi utama saya mendaftar waktu itu adalah ingin melawan kelemahan saya, karena saya tergolong orang introvert, terkadang sulit sekali bagi saya untuk berbicara di depan umum, kadang merasa gugup atau istilah kerennya nervous ketika harus berbicara di depan banyak orang. Niatku yang paling utama adalah melatih komunikasi verbalku didepan orang banyak.

Akhirnya aku membulatkan tekad untuk mendaftar, setelah lolos proses seleksi berkas, lalu tes kemampuan, hingga akhirnya tanggal pengumuman pun tiba. Nama saya nongol juga di urutan ke-4 dari 18 orang terpilih waktu itu. Tidak ada kata lain yang bisa saya katakan selain "Puji Tuhan" ketika saya akhirnya diterima menjadi Asisten Praktikum Desain dan Pemrograman Web selama satu semester ini. 

Gustian Ri'pi - Asisten Praktikum FILKOM UB
Link: https://filkom.ub.ac.id/page/read/pengumuman/new-member-assistant-web-programming-semester-2015-2016/0552bcf

Dengan saya menjadi Asisten Praktikum ini, saya dituntut untuk bisa berbicara dihadapan 45 orang junior saya sendiri, walaupun ada juga beberapa teman seangkatan yang juga ikut menjadi "praktikan" saya bahkan ada yang angkatannya diatas saya, karena dia mengulang mata kuliah tersebut. 

Waktu pertama kali masuk kelas (pertemuan pertama), aku masih mempunyai perasan canggung dan teman-temannya. Praktikan pun masih pada kalem, malu-malu dan kelihatan bingung. jadi nya kita sama-sama bingung hehe. Okeh semangat, ini adalah tempatku belajar dan berproses.

Disini saya bisa belajar bagiamana caranya membagi waktu antara belajar untuk kuliah saya sendiri, untuk belajar lagi materi yang akan saya sampaikan kepada praktikan saya (maklum lah sudah satu tahun tidak mempelajarinya secara lebih mendalam), tandatangan laporan mereka, sama tentu saja waktu untuk organisasi dan diri saya sendiri. Itu merupakan hal yang sungguh repot jika saya tidak dapat memanajemen waktu dengan baik.

Ga enaknya sedikit terasa ketika saya harus memeriksa 2 laporan per anak per minggu. jadi total laporan yang diperiksa adalah 2 laporan x45 anak = 90 laporan setiap seminggu. Ini adalah kewajiban semua asisten praktikum untuk memeriksa dan menilai semua laporan praktikan disetiap pertemuan.

Namun disini aku mulai terbiasa dan berusaha menjaga sikap baik, kakak asisten pasti akan dikenali oleh adik-adik kelasnya. Meskipun kadang lupa namanya, wajah biasanya selalu teringat. Menebar senyuman dan memberikan contoh perilaku yang baik adalah pelajaran moral yang harus aku biasakan. Sapaan dari teman-teman mahasiswa lingkungan kampus banyak aku dapatkan.

Menyenangkan aku bisa berbagi ilmu sekaligus belajar dari mereka dan punya banyak kenalan teman-teman baru dan relasi baru. Ada yang aku kenal, ada yang cuma mengenal tanpa tahu namanya, dan ada yang memang tidak hafal sama sekali.

Selain memeriksa laporan, asisten juga menilai final projek di akhir pertemuan, lalu merekap semua nilai untuk di serahkan ke Dosen pengampuh kelas tersebut. Singkat cerita bersyukur saya bisa melalui semua proses ini sampai akhir dan saya tidak telat dalam menyetor nilai ke dosen.

Semester Genap tahun ajaran 2016/2017 tak terasa saya sudah masuk semester tua (semester 8). Saat teman-teman saya sudah pada sibuk Skripsi-an, saya justru mendaftarkan diri lagi sebagai asisten praktikum untuk mata kuliah yang sama, Puji Tuhan aku diterima lagi.

Kesan Saya..

Menyenangkan, bisa berbagi ilmu walaupun belum seberapa, 
Menurutku, aku perlu banyak belajar lagi. dan yang paling seneng adalah bisa berbagi spirit 😀

Menurut pandangan pribadiku, menjadi seorang asisten praktikum adalah salah satu peluang, juga wadah untuk mengembangkan potensi diri. Memang, setelah saya sendiri menjadi Asisten Praktikum, saya perlahan menjadi lebih pede atau bahasa kerennya cool untuk menghadapi mengendalikan orang-orang yang sedang memperhatikan saya. 

Amazing, menambah pengalaman menarik serta menambah wawasan dari apa yang sudah aku pelajari. Mempunyai banyak teman dan lebih kenal dekat dengan dosen, sebagai penghargaan aku dapat sertifikat dan uang buat jajan. 😀

Sebagai penutup dari curhatan ini, saya juga ingin berbagi kesan dan pesan yang saya dapat dari beberapa praktikan saya.Beberapa yang membuat saya tersenyum membacanya. ada yang minta nilainya ditambah. ada yang bilang saya ngajarnya galak? hmm perasaan enggak deh. Banyak pula yang mendoakan agar cepat wisuda.. amin. 

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Gustian Ri'pi_Asisten Parktikum_1

Ternyata praktikan saya banyak yang pintar dan humoris, sopan dan ramah, kritis dan cerdas. Mereka jauh jauh jauh jauuuuhhh lebih menyenangkan daripada yang saya duga. terima kasih atas doa-doanya semoga kembali ke kalian, terima kasih juga untuk masukan/saran dan kerja samanya selama satu semester guys :)

Komentar

  1. Nice sharing mas :D jd rindu masa-masa jd asslab gtuu. setiap minggunya harus cek berpuluh-puluh laporan dan tentunya kuis lab. jd makin ahli dan terampil dalam memberikan penilaian :D

    BalasHapus
  2. Semoga makin sukses mas Gusti, amalan yang tak pernah terputus ialah ilmu yang bermanfaat.... so enjoy it...

    BalasHapus
  3. Thanks sharingnya Mas. Hehehe.. pengalaman yang berharga ya Mas ^.^
    ketika nanti dikenang akan senyum-senyum sendiri :)

    BalasHapus
  4. Terimakasih sharingnya mas, suka web nya dan isi webnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak SMA vs Anak Kuliah

Dulu ketika status saya masih “Anak SMA” , saya pengen banget cepat-cepat lulus, nggak sabar pengen kuliah. Mungkin teman-teman juga banyak yang begitu kan ? hayo ngaku deh . Sekarang setelah menjadi anak kuliahan, eh bukannya senang tapi malah pengen balik lagi ke masa putih abu-abu itu. Belum cukup setahun saya menanggalkan status Anak SMA itu , kenangan manis bersama teman-teman REIGA masih segar dalam ingatan, ah pengen kembali mengulangi kisah itu. “Masa SMA memang masa yang paling alay ngangenin” Back to topic, “ Apa sih bedanya sekolah sama kuliah? Toh sama aja kerjaannya belajar belajar juga” . Memang benar, sekolah dan kuliah memiliki kesamaan yaitu : BELAJAR. Tapi menjadi seorang mahasiswa itu TIDAK MUDAH guys. Banyak tantangan yang harus dihadapi sebagai proses menjadi MANDIRI dan DEWASA . Jujur sih waktu saya SMA udah t erbiasa semua disediakan oleh orang tua. Nah i ni lah yang harus diubah mulai dari sekarang sebagai proses biar nanti nggak repot saat ...

Bangga Menjadi Apatis?

“Sebentar lagi pemilu. Udah tau mau milih siapa?” “Ah bodo amat dah. Aku gak suka politik” ***** “Tahun ini banyak yang nyaleg ya. Orang nya juga gak sembarangan.” “Ohya? Aku baru tahu malah. hahaha” (tertawa bangga)  ***** “Tahun ini pertama kali kita milih presiden nih. Kira-kira siapa ya yang bakalan menang?” “Gak tau ah, ikut keluarga aja milih siapa.” ***** “Anies Baswedan maju, coy. Ada istilah ‘turun tangan’ lagi. Gabung yuk?” “Ah kamu kayak anak Sos-Pol aja ngurusin yang begituan.” “Ya jangan apatis juga, bro” “Muak kalo ngeliat apalagi mikirin politik, yin. Kerjaan mereka korup.” “Ya jangan sampe terulang lagi lah” “Bodo ah. Gak penting juga mikirin yang begituan” ***** Saya heran, mengapa banyak orang yang apatis dan dengan bangganya mengaku apatis sedangkan di saat yang sama mereka sibuk memaki pemerintah yang ‘gak ada benernya’ di mata mereka. Mbok ya kalau tahu itu salah yo dibenerin toh. (ala Jowo). Yuk ubah pola pikir kalian teman-...