Salam Satu Jiwa para Pemimpin Bangsa... Berbagai peristiwa akhir-akhir ini
membuat bangsa kita sepertinya kian kehilangan pegangan untuk keluar dari
persoalan. Korupsi yang menggurita, lemahnya penegakan hukum, kemiskinan, serta
persoalan infrastruktur, dan fasilitas pelayanan public yang buruk terus memicu
amarah kita. Pemerintah bagai "televisi rusak". penonoton amat kecewa.
Indonesiaku Salah Urus..
Kita melihat hari ini hukum tegak kokoh dihadapan
rakyat kecil, tetapi hukum loyo lunglai di depan orang-orang kuat. Hukum
menjadi tak berguna lagi di depan orang-orang berkuasa. Dapatlah disimpulkan
bahwa Republik Indonesia yang sering dilabeli sebagai Negara Hukum terus
terjepit oleh para pencipta hukumnya sendiri.
Melihat kondisi ini membuat kita merasa pesimis akan
seperti apa bangsa kita kedepannya? Hingga akhirnya bermuara pada satu pertanyaan, adakah
pemimpin sekaligus negarawan yang mampu membawa perubahan? Mahasiswa sebagai kaum intelektual yang punya
intelegensi tinggi diharapkan mampu menjawab pertanyaan tersebut.
Mahasiswa memiliki peran yang istimewa yang
dikelompokkan dalam tiga fungsi : agent of change, social control, dan iron
stock. Dengan fungsi tersebut, tugas besar diemban mahasiswa yang diharapkan dapat
mewujudkan perubahan bangsa yang sudah sangat semrawut ini.
Peran mahasiswa sebagai Agent of Change :
Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak bukan
ibarat pahlawan yang datang ke sebuah negeri lalu dengan gagahnya mengusir
penjahat-penjahat dan dengan gagah pula sang pahlawan pergi dari daerah
tersebut diiringi tepuk tangan penduduk setempat. Dalam artian kita tidak hanya
menjadi penggagas perubahan, melainkan menjadi objek atau pelaku dari perubahan
tersebut. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan
membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas.
Sadar atau tidak, telah banyak pembodohan dan
ketidakadilan yang dilakukan oleh pemimpin bangsa ini. Kita sebagai mahasiswa
seharusnya berpikir untuk mengembalikan dan mengubah semua ini. Perubahan yang
dimaksud tentu perubahan kearah yang positif dan tidak menghilangkan jati diri
kita sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia. Namun untuk mengubah sebuah negara,
hal utama yang harus dirubah terlebih dahulu adalah diri sendiri.
Peran mahasiswa sebagai Social Control :
Hari ini korupsi semakin memprihatinkan, hukum bisa
dibeli, biaya pendidikan yang mahal, serta berbagai persoalan lainnya. Tentu
hal ini tidak dirasakan bagi mereka yang berkantong tebal, akan tetapi golongan
menengah kebawah sangat merasaknnya. Inilah mengapa kita sebagai mahasiswa
harus bertindak serta berperan aktif dengan ilmu dan kemampuan yang kita
miliki.
Peran mahasiswa sebagai social control terjadi ketika
ada hal yang tidak beres atau ganjil dalam masyrakat. Mahasiswa sudah
selayaknya memberontak terhadap kebusukan-kebusukan dalam birokrasi yang selama
ini dianggap lasim. Lalu jika mahasiswa acuh dan tidak peduli dengan
lingkungan, maka harapan seperti apa yang pantas disematkan pada pundak
mahasiswa?
Kita sebagai mahasiswa seharusnya menumbuhkan jiwa
kepedulian social yang peduli terhadap masyrakat karena kita adalah bagian dari
mereka. Kepedulian tersebut tidak hanya diwujudkan dengan demo atau turun
kejalan saja. Melainkan dari pemikiran-pemikiran cemerlang mahasiswa, diskusi-diskusi,
atau memberikan bantuan moril dan materil kepada masyarakat dan bangsa kita.
Peran mahasiswa sebagai Iron Stock :
Para Pemimpin republic ini hanya berhasil membangun
kekesalan rakyatnya dan menanam bibit pesimisme. Mahasiswa sebagai generasi
penerus bangsa diharapkan memiliki kemampuan, ketrampilan, dan akhlak mulia
untuk menjadi calon pemimpin siap pakai. Intinya mahasiswa itu merupakan asset,
cadangan, dan harapan bangsa untuk masa depan.
Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi
mudalah perubahan-perubahan besar terjadi, mahasiswa telah berhasil melumpuhkan
resim orde baru dan membawa Indonesia ke dalam suatu era yang saat ini sedang
bergulir, yakni era reformasi.
Bukan tidak mungkin sosok pemimpin dan negarawan yang
selama ini didambakan, akan lahir dari kampus. Cuma sistem demokrasi Indonesia
saat ini lebih banyak menciptakan elit yang ingin tampil dan membanggakan diri.
Mereka mendapatkan tempat karena politick uang, sehingga memunculkan para politisi
instant.
Lantas sekarang apa yang bisa kita lakukan dalam
memenuhi peran iron stock tersebut? Mahasiswa
tidak cukup jika hanya sebagai akademisi intelektual yg hanya duduk
mendengarkan dosen dalam ruangan perkuliahan. Kita harus memperkaya diri kita dengan
pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan.
Mahasiswa sebagai iron stock berarti mahasiswa
seoarang calon pemimpin bangsa masa depan yang akan menggantikan generasi yang
telah ada, sehingga tidak cukup hanya dengan memupuk ilmu spesifik saja. Perlu
adanya soft skill seperti leadership, kemampuan memposisikan diri, dan
sensitivitas yang tinggi. Pertanyaannya, sebagai seorang mahasiswa, Apakah kita
sudah memiliki itu semua??
Maka lengkaplah peran mahasiwwa itu sebagai pembelajar
sekaligus pemberdaya yang didukung dalam tiga peran: agent of change, social
control, dan iron stock. Hingga suatu saat nanti, bangsa ini akan menyadari
bahwa mahasiswa adalah generasi yang di tunggu-tunggu bangsa ini..
Kitalah generasi itu.. Hidup mahasiswa..!! Hidup Rakyat Indonesia!!!.
**Artikel ini saya tulis untuk memenuhi tugas PK2MU Raja Brawijaya 2013.**
hidup mahasiswa
BalasHapushidupp
HapusTerima kasih ilmunya kak
BalasHapusPemaparan yang penuh semangat idealisme, tetaplah dalam idealismu itu. Salam mahasiswa! Semoga menjadi mahasiswa pembangun negeri menerapkan peran mahasiswa
BalasHapusmas mau tanya, ini emang pure dari pemikiran mas atau bagaimana? keren banget !!
BalasHapusijin share ya mas :)
BalasHapusMengapa Mahasiswa harus mencintai budaya?
BalasHapusKarena ereka punya peran besar baik dalam lingkaran akademik maupun non akademik
terima kasih infonya membantu sekali
BalasHapuskami tim les privat di Jakarta banyak belajar dari sini
mari majukan pendidikan di Indonesia dan cerdaskan generasi anak bangsa
Padahal tujuannya dibuat artikel ini karena untuk memenuhi tugas ya, tapi tulisan tersebut seolah olah dibuat dari hati yang menggebu-gebu karena ingin ada nya perubahan yang dibuat oleh mahasiswa.
BalasHapusSukses terus mas..
Terima kasih ilmunya. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!
BalasHapus