Langsung ke konten utama

First Trip: Bromo 2392 Mdpl


Tepat sehari setalah UAS semester perdanaku (12 Januari 2014) di kampus biru tercinta ini, aku dan beberapa teman kelas mengadakan refreshing ke Bromo. Bromo, adalah gunung api yang masih aktif di Jawa Timur dengan ketinggian 2392 Mdpl (kata mbak Wikipedia). Kecantikannya bahkan terkenal hingga ke mancanegara dengan menjadi salah satu dari lima tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbit (bahasa Torajanya: sunrise).


Sepertinya tak lengkap hidup di Malang jika belum naik ke bromo. Entah ini resiko atau godaan bagi setiap mahasiswa yg kuliah di Malang saat liburan. Dan aku pun merasa terpanggil untuk ikut #turuntangan menjadi bagian penikmat keindahan alam di Bromo. 

Perjalanan kami melewati rute via Pasuruan dengan menggunakan sepeda motor, total ada 13 motor yang berangkat malam itu. Sekitar jam 02:00 lebih, tibalah kami di Pos Informasi Bromo. Dingin sudah mulai mengusik serasa dipeluk putri salju. Disini kami rehat sejenak, bercengkrama dengan rekan perjalanan sambil ber-narsis ria.

Tak lama kemudian kami melanjutkan perjalanan ke penanjakan dengan membeli tiket masuk seharga 12.500 rupiah per anak. Sesampainya di Penanjakan sekitar jam 04:00, ternyata sudah banyak orang yang tidak sabar menyaksikan terbitnya mentari pagi. Berarti mereka berangkat lebih awal dari kami. Tak apalah karena kami masih tetap bisa mendapatkan view yang bagus.

Sekitar jam 05:25 Sang Mentari Pagi mulai muncul dengan malu-malu memancarkan sinar emasnya. Pengunjung tampak antusias mengabadikan moment tersebut.






Puji syukur terucap dalam hati.. Wahh Bromo memang indah.. tapi menurut saya yang membuatnya menjadi indah adalah perjuangan kami menuju ke sananya. Kebersamaan dalam perjalanan serasa bumbu rempah yang gurih dalam hidangan. Sulitnya perjalanan menjadikan lauk yang dimakan dengan sambal menjadi lebih sedap, asik.

Pemandangan indah dari atas penanjakan seperti layaknya mie sedap goreng yang menunggu untuk kita santap.



Setelah menikmati sunrise dari penanjakan, dan akhirnya kita sampai di luasnya lautan pasir. Pada saat di lautan pasir ini, panas sudah terasa menyengat di atas kepala. tapi itu cukup terbayar dengan cantiknya view yang kita lihat.






Setelah padang pasir bromo, saya kembali berdecak kagum, kali ini dengan keindahan padang savana disebelah utara gunung bromo. Bukit yang hijau dan langit yang biru adalah kombinasi yang sempurna saat itu. Cantik luar biasa *pengen gue pacari*, dan ini di Indonesia lho. Dimana pemandangan serupa hanya bisa ditemukan di pegunungan Alpen Swiss atau di New Zealand (kata mas google).







Sekitar jam 10:00 kami terpaksa harus meninggalkan keindahan bromo ini.. Perjalanan ini cukup seru. Saling menjaga dan saling membantu rekan perjalanan. Tempaan alam memang membuat kita menjadi lebih bisa mengerti akan arti persahabatan dan kebersamaan.

Aremania.. dapat salam dari Bromo :)
"Alam Indonesia memang indah, andai kita tahu bagaimana harus menikmatinya. Ketika menggapai gunung dengan perjuangan, baru kita bisa menyadari bahwa setiap matahari terbit adalah awal baru yang harus kita syukuri.. dan landscape di Bromo ini, terharu saya mensyukuri hidup yang sudah saya lewati. Mensyukuri karunia dan berkat-Nya. Bromo.. suatu saat, aku akan menggapaimu kembali."

simak videonya berikut ini:

Komentar

  1. kata wiki 2392 Mdpl, setelah membuktikan mendari sendiri benarkah segitu?
    hehe

    BalasHapus
  2. waah kereen tuhh yaa bisa naik gunung. gue mah cuma bisa nyanyi doang naik-naik ke puncak gunung soalnya belum kesampean juga wk :3

    BalasHapus
  3. bromo tuh emang kereen bangeeet yaaa (y)

    BalasHapus
  4. Jadi ingat waktu muda dulu....naik-naik kepuncak gunung, tinggi...tinggi...sekali

    BalasHapus
  5. Abis dari bromo ya?
    Nggag salah deh emang kalo maen ke bromo.
    Karna kita dimanjakan oleh pemandangannya.
    :)

    BalasHapus
  6. saya udah lama jatuh cinta sama BROMO, tp sampai sekarang blm kesampaian menikmati keindahannya, moga tahun skrng bs kesana :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman dan Suka Duka Menjadi Asisten Praktikum di Kampus

Sertifikat Asisten  Ada banyak sebutan di berbagai fakultas, Asisten Lab (Aslab)/ Asisten Dosen (Asdos) / Asisten Parktikum (Asprak) yang intinya bertugas untuk membantu dosen saat mengajar mata kuliah ber-praktikum.  Pendaftaran asisten praktikum Desain dan Pemrograman Web di FILKOM UB dibuka setiap semester genap. Untuk mendaftar asisten banyak kriteria dan seleksi yang harus ditempuh. Diantaranya adalah mahasiswa aktif FILKOM UB, pernah menempuh mata kuliah yang dipilih dengan nilai minimal B. Tentu para asisten adalah orang-orang pilihan sesuai kriteria kampus. Aku pertama kali mendaftar asisten saat masuk semester 6 tahun ajaran 2015/2016. Motivasi utama saya mendaftar waktu itu adalah ingin melawan kelemahan saya, karena saya tergolong orang introvert, terkadang sulit sekali bagi saya untuk berbicara di depan umum, kadang merasa gugup atau istilah kerennya nervous ketika harus berbicara di depan banyak orang. Niatku yang paling utama adalah melatih komun...

Anak SMA vs Anak Kuliah

Dulu ketika status saya masih “Anak SMA” , saya pengen banget cepat-cepat lulus, nggak sabar pengen kuliah. Mungkin teman-teman juga banyak yang begitu kan ? hayo ngaku deh . Sekarang setelah menjadi anak kuliahan, eh bukannya senang tapi malah pengen balik lagi ke masa putih abu-abu itu. Belum cukup setahun saya menanggalkan status Anak SMA itu , kenangan manis bersama teman-teman REIGA masih segar dalam ingatan, ah pengen kembali mengulangi kisah itu. “Masa SMA memang masa yang paling alay ngangenin” Back to topic, “ Apa sih bedanya sekolah sama kuliah? Toh sama aja kerjaannya belajar belajar juga” . Memang benar, sekolah dan kuliah memiliki kesamaan yaitu : BELAJAR. Tapi menjadi seorang mahasiswa itu TIDAK MUDAH guys. Banyak tantangan yang harus dihadapi sebagai proses menjadi MANDIRI dan DEWASA . Jujur sih waktu saya SMA udah t erbiasa semua disediakan oleh orang tua. Nah i ni lah yang harus diubah mulai dari sekarang sebagai proses biar nanti nggak repot saat ...

Bangga Menjadi Apatis?

“Sebentar lagi pemilu. Udah tau mau milih siapa?” “Ah bodo amat dah. Aku gak suka politik” ***** “Tahun ini banyak yang nyaleg ya. Orang nya juga gak sembarangan.” “Ohya? Aku baru tahu malah. hahaha” (tertawa bangga)  ***** “Tahun ini pertama kali kita milih presiden nih. Kira-kira siapa ya yang bakalan menang?” “Gak tau ah, ikut keluarga aja milih siapa.” ***** “Anies Baswedan maju, coy. Ada istilah ‘turun tangan’ lagi. Gabung yuk?” “Ah kamu kayak anak Sos-Pol aja ngurusin yang begituan.” “Ya jangan apatis juga, bro” “Muak kalo ngeliat apalagi mikirin politik, yin. Kerjaan mereka korup.” “Ya jangan sampe terulang lagi lah” “Bodo ah. Gak penting juga mikirin yang begituan” ***** Saya heran, mengapa banyak orang yang apatis dan dengan bangganya mengaku apatis sedangkan di saat yang sama mereka sibuk memaki pemerintah yang ‘gak ada benernya’ di mata mereka. Mbok ya kalau tahu itu salah yo dibenerin toh. (ala Jowo). Yuk ubah pola pikir kalian teman-...