Langsung ke konten utama

Mengenal Jenis-jenis Organisasi di Kampus


Organisasi mahasiswa merupakan sebuah wadah di mana mahasiswa dapat mrengembangkan diri, beraktivitas dan menyalurkan minat dan bakat mereka. Mahasiswa akan mengenal 2 jenis organisasi, ada Intra dan EKstra. 

Organisasi Intra Kampus itu kayak EM, BEM, DPM, HMJ, dan UKM/Unitas, serta Forda (Forum daerah). Kalau di SMA itu sejenis OSIS, dan kegiatan Ekstrakurikuler. Dimana Organisasi tersebut bersifat resmi dan diakui kebaradaannya oleh Kampus.

Sedangkan Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (OMEK) itu adalah organisasi mahasiswa yang tidak mendapatkan SK dan dana dari pihak rektorat maupun dekanat. Artinya organisasi tersebut tidak terikat dengan struktural kampus.

Apakah OMEK itu organisasi terlarang?

Memang dalam perkembangan sejarahnya OMEK mempunyai peranan dalam melahirkan tokoh-tokoh besar di Indonesia, seperti Jusuf Kalla, Anies Baswedan, Mahfud MD,dll. Walaupun beberapa diantara mereka akhirnya tertankap juga oleh KPK karena terlibat Korupsi, seperti: Anas Urbaningrum, Andi Alfian Mallarangeng, Wa Ode Nurhayati, Abdullah Puteh, Zulkarnaen Djabar, Akil Mochtar, Haris Andi Surrahman, dll

Namum seiring berjalannya waktu, organisasi tersebut banyak yang ditunggangi kepentingan politik sehingga situasi dan kondisi dalam kampus menjadi tidak menentu dan dipakai sebagai sarana politik praktis untuk masuk ke dalam kampus. Kenyataannya, secara Organisasi, OMEK memang lebih banyak berafiliasi dengan kekuatan Politik. Entah itu Partai politik, politisi, atau birokrat.

Karena itulah, pada tahun 2002 dikeluarkanlah Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor : 26/DIKTI/KEP/2002, melarang Organisasi Ekstra Kampus atau Partai Politik dalam kehidupan kampus.

Lalu, Apa saja OMEK itu?

Menurut beberapa sumber, berikut ini adalah organisasi yang dikategorikan kedalam OMEK :
- HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)
- KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam Indonesia)
- PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)
- PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia)
- GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia)
- IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)
- GMKI,FMN, LMND, dsb

Mahasiswa Baru (MABA) target Pengkaderan OMEK.


Musim penerimaan Mahasiswa baru yang merupakan agenda tahunan di setiap kampus, yang rutin diadakan untuk menyambut para mahasiswa baru justru dimanfaatkan oleh sebagian dari OMEK untuk merekrut anggota, terutama mahasiswa baru. 

Hal ini seperti menjadi ajang yang rutin dilakukan beberapa organisasi eksternal untuk melakukan pengkaderan dan sampai sekarang belum dapat ditanggulangi, baik dari pihak kampus maupun pihak panitia OSPEK sendiri. 

Pengkaderan-pengkaderan ini sudah dimulai semenjak mahasiswa baru melakukan pendaftaran ulang hingga acara OSPEK itu sendiri. Ada bermacam-macam modus pengkaderan yang dilakukan, seperti dengan menyebar pamflet, sms, dll. 

Bagi mereka Mahasiswa baru (Maba) adalah sasaran empuk dalam pengkaderan OMEK. Mahasiswa baru merupakan target yang dianggap paling labil untuk ditanamkan ideologi yang dibawa oleh OMEK. OMEK-OMEK tersebut akan mengunakan cara-cara yang “manis” dan “lembut” diserta iming-iming atau memaparkan kisah sukses alumni OMEK mereka agar para mahasiswa yang “kosong” dapat ikut sebagai anggota mereka (OMEK).

Kenapa harus anti OMEK?

Secara khusus, Pembantu Rektor III UB periode sebelumnya, Bapak Ainurrasjid menyoroti keberadaan organisasi mahasiswa ekstra kampus (OMEK) seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang mewarnai kelembagaan di kampus dan menyebabkan fragmentasi ideologis serta kepentingan. Mengenai ini ditegaskannya, secara administratif PR-III melarang segala bentuk keberadaan OMEK di dalam kampus. 

OMEK sudah keterlaluan melakukan doktrin kepada kader-kadernya. Biarlah mereka bergerak dengan kesadaran sendiri, bukan dengan doktrin. Biarkan kampus melahirkan idealis sendiri yang lahir dari pemikiran mahasiswa bukan dari oknum yang hanya ingin memanfaatkan kampus sebagai media untuk kepentingan golongan/sendiri.


Apa Agenda OMEK di lingkungan Kampus?


Harus diakui memang kampus telah menjadi “ladang” untuk mencari kader-kader intelektual bagi OrMEK. Dan sangat mungkin sekali salah satu alasan OrMEK muncul secara halus melalui berbagai kegiatan dikampus adalah untuk merekrut kader-kader intelektual muda. seperti yang saya sebutkan diatas bahwa target mereka adalah Mahasiswa baru.

Jumlah mahasiswa yang tidak sedikit disebuah kampus merupakan peluang dan potensi untuk membentuk basis massa yang dikelola untuk kepentingan tertentu.

Perlu juga kita ketahui bahwa OMEK berperan pada beberapa peristiwa Demokrasi dan sejarah di Indonesia. Ada banyak kontribusi prositif yang telah dilakukan OMEK ini kepada bangsa indonesia.

Tapi mengingat adanya aturan kampus yang melarang kehadiran OMEK dan Partai Politik, beberapa kader OMEK yang juga aktif di Organisasi internal kampus harus berhati-hati dalam mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan OMEK tersebut.

Benarkah BEM dikuasai oleh Kader OMEK?

Kami sendiri belum dapat menyimpulkan secara tegas untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tetapi fakta bahwa ada mahasiswa UB yang aktif di kegiatan OMEK juga aktif di Organisasi internal sepertinya sudah tidak bisa dibantah lagi. OMEK memang identik dengan kekuasaan, bahkan pada saat pemira (pemilihan mahasiswa raya) calon-calon yang mendaftar mayoritas dari kader OMEK. sehingga menjadi ajang politik praktis untuk mengakomodasi kepentingan mereka atau golongan politik yang berafiliasi dengan OMEK mereka.

Apakah OMEK sama dengan Komunitas luar kampus?


Meskipun sama-sama beraktivitas diluar kampus tetapi kedua hal ini jelas BERBEDA. OMEK mempunya ciri khas berlabel agama dan identik dengan politik, sedangkan Komunitas adalah perkumpulan anak muda, bukan hanya mahasiswa yang sama-sama menggemari hobby tertentu, atau fokus ke bidang tertentu seperti Bidang Lingkungan, Pendidikan, Seni, Sosial, dll.

Pesan terakhir Untuk Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya (UB):


Mahasiswa Baru UB perlu menyikapi dengan kritis dan bijak permasalah OMEK ini. Jangan mudah terbujuk untuk terlibat pada kegiatan OMEK.

Misal saja, jika mahasiswa ingin bisa menulis, maka ia akan lebih memilih ikut UKM atau komunitas kepenulisan. Jika ingin bermain musik, maka ikut UKM Musik. Ingin konsentrasi ke penelitian maka ikut UKM Penelitian. Jika ingin aktif diluar kampus, ikutlah komunitas-komunitas yang positif dan bermanfaat. Kalian juga bisa ikut Forum Daerah (FORDA) masing-masing. 

Kalau ikut OMEK, apa fokusnya?
OMEK memang mengklaim bahwa Organisasi mereka adalah organisasi pergerakan dan pengkaderan intelektual muda. Tapi ketika OMEK memiliki afiliasi dengan parti politik tertentu, sangat besar kemungkinan mereka akan menjalankan kegiatan politik praktis.

Kalaupun sudah terlibat, pastikan bisa bersikap profesional dengan tidak mencampur-adukan kepentingan Organisasi internal dengan eksternal.

Mungkin ada yang bertanya, Organisasi Keagamaan di UB yang resmi itu apa aja?. 
- UAKI (Unit Aktivitas Keagamaan Islam)
- UAKK (Unit Aktivitas Keagamaan Kristen)
- UAKKat (Unit Aktivitas Keagamaan Katholik)
- UAKB (Unit Aktivitas Keagamaan Budha)
- UNIKAHIDA (Unit Aktivitas Keagamaan Hindu Dharma)
Mereka tergabung dalam UKM di UB, bukan OMEK. Ada 46 UKM bidang olahraga dan seni serta keterampilan lain yang bisa kalian ikuti. Kalian bebas ikut kegiatan apapun, asal positif, dan tidak bertentangan dengan Pancasila dan NKRI.

Salam. Hidup Mahasiswa!

Komentar

  1. keren nih tulisannya..
    salam kenal yaa, jangan lupa untuk mampir balik ke --> katamiqhnur.com
    nggak bakalan rugi deh pokoknya..

    BalasHapus
  2. Yosh Tulisannya selalu memotivasi orang, Gus. Saluto!
    Gue juga dukung dia. Bukan karena apanya, tapi ya memang udah keliatan "superduper" jelas kalo dia itu orang bener. :)

    BalasHapus
  3. Aku penasaran. yang jadi wakilnya sekarang siapa :3

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman dan Suka Duka Menjadi Asisten Praktikum di Kampus

Sertifikat Asisten  Ada banyak sebutan di berbagai fakultas, Asisten Lab (Aslab)/ Asisten Dosen (Asdos) / Asisten Parktikum (Asprak) yang intinya bertugas untuk membantu dosen saat mengajar mata kuliah ber-praktikum.  Pendaftaran asisten praktikum Desain dan Pemrograman Web di FILKOM UB dibuka setiap semester genap. Untuk mendaftar asisten banyak kriteria dan seleksi yang harus ditempuh. Diantaranya adalah mahasiswa aktif FILKOM UB, pernah menempuh mata kuliah yang dipilih dengan nilai minimal B. Tentu para asisten adalah orang-orang pilihan sesuai kriteria kampus. Aku pertama kali mendaftar asisten saat masuk semester 6 tahun ajaran 2015/2016. Motivasi utama saya mendaftar waktu itu adalah ingin melawan kelemahan saya, karena saya tergolong orang introvert, terkadang sulit sekali bagi saya untuk berbicara di depan umum, kadang merasa gugup atau istilah kerennya nervous ketika harus berbicara di depan banyak orang. Niatku yang paling utama adalah melatih komun...

Anak SMA vs Anak Kuliah

Dulu ketika status saya masih “Anak SMA” , saya pengen banget cepat-cepat lulus, nggak sabar pengen kuliah. Mungkin teman-teman juga banyak yang begitu kan ? hayo ngaku deh . Sekarang setelah menjadi anak kuliahan, eh bukannya senang tapi malah pengen balik lagi ke masa putih abu-abu itu. Belum cukup setahun saya menanggalkan status Anak SMA itu , kenangan manis bersama teman-teman REIGA masih segar dalam ingatan, ah pengen kembali mengulangi kisah itu. “Masa SMA memang masa yang paling alay ngangenin” Back to topic, “ Apa sih bedanya sekolah sama kuliah? Toh sama aja kerjaannya belajar belajar juga” . Memang benar, sekolah dan kuliah memiliki kesamaan yaitu : BELAJAR. Tapi menjadi seorang mahasiswa itu TIDAK MUDAH guys. Banyak tantangan yang harus dihadapi sebagai proses menjadi MANDIRI dan DEWASA . Jujur sih waktu saya SMA udah t erbiasa semua disediakan oleh orang tua. Nah i ni lah yang harus diubah mulai dari sekarang sebagai proses biar nanti nggak repot saat ...

Bangga Menjadi Apatis?

“Sebentar lagi pemilu. Udah tau mau milih siapa?” “Ah bodo amat dah. Aku gak suka politik” ***** “Tahun ini banyak yang nyaleg ya. Orang nya juga gak sembarangan.” “Ohya? Aku baru tahu malah. hahaha” (tertawa bangga)  ***** “Tahun ini pertama kali kita milih presiden nih. Kira-kira siapa ya yang bakalan menang?” “Gak tau ah, ikut keluarga aja milih siapa.” ***** “Anies Baswedan maju, coy. Ada istilah ‘turun tangan’ lagi. Gabung yuk?” “Ah kamu kayak anak Sos-Pol aja ngurusin yang begituan.” “Ya jangan apatis juga, bro” “Muak kalo ngeliat apalagi mikirin politik, yin. Kerjaan mereka korup.” “Ya jangan sampe terulang lagi lah” “Bodo ah. Gak penting juga mikirin yang begituan” ***** Saya heran, mengapa banyak orang yang apatis dan dengan bangganya mengaku apatis sedangkan di saat yang sama mereka sibuk memaki pemerintah yang ‘gak ada benernya’ di mata mereka. Mbok ya kalau tahu itu salah yo dibenerin toh. (ala Jowo). Yuk ubah pola pikir kalian teman-...