|
Foto Departemen DEKSI 2016/2017 |
Maret 2015, waktu itu adalah kali pertamaku bertemu dengan sebuah keluarga baru di Malang. Ya, mereka adalah Indonesia Future Leaders (IFL) Chapter Malang. Sebelumnya saya tidak mengenal mereka. Semua berawal dari niat, ketertarikan dan rasa penasaran, akhirnya saya memberanikan diri untuk mendaftar sendiri, mengikuti screening, dan akhirnya diterima menjadi bagian dari mereka. Wakti itu aku mendaftar di posisi Staff Visual Image, karena sesuai dengan passion saya yang hobby desain.
|
Departemen DEKSI 2015/2016 |
|
Departemen DEKSI 2015/2016 |
Salah satu moment yang paling berkesan di term pertama ini adalah ketika saya bergabung di kepanitiaan Malang Leader Summit 2015 sebagai Kadiv PDD. Disini saya belajar banyak tentang bagaimana menghargai pendapat orang lain, belajar manajemen waktu, disiplin, dan disini pula saya membuktikan bahwa jika kita yakin, maka tidak ada yang tak mungkin. tidak ada usaha yang sia-sia. Banyak yang meragukan program ini tapi akhirnya bisa running dengan baik dan memberikan impact yang diluar dugaan panitia.
|
Malang Leader Summit 2015 |
|
Malang Leader Summit 2015 |
|
Super team Malang Leader Summit 2015 |
Singkat cerita setelah satu term bersama IFL dengan segala dinamikanya, di penghujung periode akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan satu term lagi, dan mendaftar sebagai Manager Visual Image. 2 tahun belajar, berkembang, berusaha dan menginspirasi manusia lain bersama IFL Malang sesuai
dengan kemampuan dan kapasitas yang aku punya.
|
Makrab IFL Malang 2016/2017 |
Sebuah kebanggaan dan kehormatan
tersendiri ketika mendengar nama Indonesian Future Leaders atau yang biasa
disebut IFL sebagai sebuah organisasi pemuda non-profit yang
fokus pada aktivitas pemberdayaan pemuda. Program kerja IFL
didedikasikan untuk mengembangkan kualitas dan kemampuan anak muda dalam membuat
perubahan sosial untuk Indonesia yang lebih baik. Sounds really cool, right?.
Yeah… orang-orang menyebutnya “Leaders”. Pemimpin.
Memimpin itu menderita!!
Bergabung di IFL bukan berarti tidak ada kesulitan atau kisah dukanya. Mungkin bagi sebagian orang jika hanya melihat dari tampak luarnya saja, akan mencap anggota IFL sebagai pemuda yang hedon, tapi aslinya tidak seperti itu. Kami juga bersusah payah mencari donatur dan sponsor secara mandiri untuk mendanai kegiatan kami.
Mengemban amanah sebagai Manager Visual Image dan menjadi Kadiv PDD di beberapa program aku jalani dengan
senang hati dan berusaha memberikan yang terbaik pastinya. Dikejar deadline, tekanan, revisi adalah makanan empuk bagi divisi saya, Terima kasih buat 3 staff aku yang sudah banyak membantu selama satu periode ini. Kita yang banyak bekerja di belakang layar, memang tidak banyak yang tau prosesnya dan betapa susahnya bekerja siang-malam (terkadang), dibanding mereka yang bekerja di depan dan kelihatan bagi orang. Tapi bagi saya, yang terpenting bagaimana kita bermanfaat untuk orang lain. Kerja ikhlas dengan niat yang ikhlas, tanpa mengharap pengakuan lebih dan apresiasi.
Kita dari latar belakang yang berbeda bertemu, berkumpul,
berkarya, menemukan kawan. Kesatuan ideologi menciptakan tujuan. Memang hampir 90% anggota IFL adalah anak-anak dari Jabodetabek, cuman hitungan jari yang diluar jabodetabek, termasuk saya. Awalnya memang sempat merasa minder bergaul dengan mereka tapi lama-kelamaan terbiasa juga. Kita semua kebanyakan pendatang (bukan orang malang asli) yang berkumpul, bersatu, dan melakukan aksi untuk kebaikan warga Malang. Sayangnya perhatian dan kerjasama dari pihak stakeholder/pemerintah kota Malang masih kurang terhadap komunitas-komunitas yang peduli dan mau ikut membangun Kota Malang.
So far, aku belajar banyak banget ilmu dan dapet pengalaman sama temen yang
belum tentu aku dapet kalo gabung di organisasi lain, semua orang hebat ada
disini dan mereka kadang masih bikin aku agak minder karena masih kurang banget
tapi juga yang jadi motivasi dan terpacu buat belajar lebih banyak lagi.
Toleransi antar anggota IFL juga sudah cukup baik, meskipun berasal dari daerah yang berbeda atau minoritas, agama yang minoritas, semuanya diterima dan bisa bekerjasama. Kita bisa santai dan bercanda pas lagi diluar, tapi kita juga bisa
bekerja profesional ketika memang udah waktunya bekerja. Itulah bedanya IFL
dengan organisasi lain. Kita tidak diajar kerja keras, tapi kerja cerdas. IFL
Malang kayanya bakal jadi organisasi yg bikin aku susah move on pas udah
selesai masa kepengurusannya walaupun ini bukan pertama kalinya aku ikut
organisasi.
Harapan aku untuk IFL Malang kedepannya adalah bikin generasi muda
kompeten dan inspiratif buat jadi pemimpin di masa depan. Member yg mendaftar di term berikutnya semoga tidak "jabodetabeksentris" lagi, makin kece luar
dalam, dan punya sense of belonging yang tinggi. Keep give more positive impact and inspiration to the society.
|
Aku Pintar merupakan program tahunan yang diadakan oleh IFL Chapter Malang untuk memberikan edukasi dan motivasi sebagai bentuk kontribusi nyata pemuda kepada adik-adik yang kurang beruntung di pinggiran kota Malang. Foto ini berada di SDN Wonorejo IV, di Dusun Pusung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. |
|
Beyound The Future, program IFL untuk motivasi untuk siswa/i SMP agar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sekolah sasaran kali ini adalah SMPN 3 Karangploso Satu Atap |
|
Close The Gap, salah satu program IFL untuk memperingati World AIDS Day, peduli terhadap penderita AIDS |
|
Satu-satunya foto saya di program "NGALAM YOUTHPHORIA 2.0", maklum sebagai PDD |
" It’s not how much we give, but how much love we put into giving and it’s start from us.
–IFL Chapter Malang
Sekian cerita dari saya tentang IFL Malang.
Gustian Ri’pi
Staff Visual Image 2015/2016
Manager Visual Image 2016/2017
Komentar
Posting Komentar